Minggu, 10 Januari 2016

KALIMAT TIDAK EFEKTIF



KALIMAT TIDAK EFEKTIF

1.      Karena Ayah tidak bisa mengobati.
Alasan             : Kata karena sebagai kata penghubung. Kata konjungsi di awal kalimat mengubah kalimat menjadi klausa yang tidak berinduk, atau menggantung. Dalam kontruksi kalimat majemuk, sama sekali tidak dimungkinkan sebuah anak kalimat hadir tanpa induk kalimat.
Seharusnya      : Ayah tidak bisa mengobati.
2.      Luna membeli sepatu di Shoes House.
Alasan             : Kalimat di atas efektif, karena diawali dengan subjek dan didampingi predikat dan juga dilengkapi dengan keterangan. Sehingga kalimat di atas merupakan kalimat efektif.
3.      Buku yang dikumpulkan lengkap dengan kartu peminjaman.
Alasan             : Pada kalimat diatas kehilangan unsur predikat kalimat. Itu karena di depan predikat terdapat kata ‘yang’, sehingga kalimat menjadi klausa menggantung. Kata ‘yang’ merupakan anak kalimat yang tidak ada induk kalimatnya. Karena itu unsur Subjek dan Predikat dalam sebuah kalimat mutlak dan wajib ada.
Seharusnya      : Buku dikumpulkan lengkap dengan kartu peminjaman.
4.      Di Museum Kretek akan mengadakan pertemuan para pejabat daerah.
Alasan             : Kalimat di atas tidak efektif.  Tidak terdapat unsur subjek dalam kalimat tersebut, karena diawali dengan adanya preposisi di depan kalimat, yaitu di. Subjek menjadi keterangan.
Seharusnya      : Para pejabat daerah akan mengadakan pertemuan di Museum Kretek.
5.      Pelajaran Sosiologi itu tidak saya mengerti.
Alasan             : kalimat di atas penyusunannya tidak jelas, penyusunan antara subjek predikat yang baiknya di depan, ini disusun berbolak-balik dan kalimat menjadi ambigu.
Seharusnya      : Saya tidak mengerti pelajaran sosiologi itu.
6.      Para anak-anak harus melakukan imunisasi besok pagi.
Alasan             : pada kalimat para anak-anak di atas sangat berlebihan, kata para baiknya dihilangkan karena kata anak-anak telah menunjukkan banyak anak.
Sehatusnya      : Anak-anak harus melakukan imunisasi besok pagi.
7.      Rumah yang cat yang warnanya hijau itu rumahku.
Alasan             : kata hubung yang berlebihan, selain itu juga berbelit-belit dan itu menjadikan kalimat di atas ambigu.
Seharusnya      : Rumah yang cat warnanya hijau itu rumahku.
8.      Bunga itu cantik.
Alasan             : kalimat di atas ambigu, tidak ada penjelas yang mengkhususkan bunga yang mana dan jelas menjadi kalimat tidak efektif.
Seharusnya      : Bunga anggrek itu cantik.
9.      Sehingga rapat sore ini tidak sesuai harapan.
Alasan             : adanya konjungsi sehingga di awal kalimat mengubah kalimat menjadi klausa yang tidak berinduk atau menggantung.
Seharusnya      : Rapat sore ini tidak sesuai harapan.
10.  Dina menyukai ikan cupang, Dina juga menyukai buah koi.
Alasan             : kalimat di atas mengulangi dua kata yang sama, baiknya dipersingkat supaya mengurangi ketidak efektifan kalimat.
Seharusnya      : Dina menyukai ikan cupang dan koi.
11.  Wanita itu datang dengan hanya membawa harga dirinya saja.
Alasan             :  kata dengan  pada kalimat di atas menerangkan subjek seolah-olah mempunyai dua diri. Dan itu membuat kalimat di atas tidak efektif.
Seharusnya      : Wanita itu datang hanya membawa harga dirinya saja.
12.  Pembangunan jembatan itu saya dibantu penduduk daerah.
Alasan             : kalimat di atas terasa berbelit dan penyusunan subjek predikat kurang tepat. Menjadikan kalimat di atas tidak efektif.
Seharusnya      : Saya dibantu penduduk daerah dalam pembangunan jembatan itu.
13.  Di dalam jiwa yang kuat terdapat tubuh yang sehat.
Alasan             : penggunaan kata di dalam menunjukkan tempat, dan kata di baiknya tidak ditempatkan di awal kalimat.
Seharusnya      : Jiwa yang kuat terdapat tubuh yang sehat.
14.  Sejak pulang dari pemakaman ibunya, Marni terlihat murung.
Alasan             : terdapat dua kata yang bermakna sama atau dua kata sinonim dalam satu kalimat, yaitu pada kata sejak dan dari  yang memiliki makna sama sehingga membuat kalimat tidak efektif.
Seharusnya      : Pulang dari pemakaman ibunya, Marni terlihat murung.
15.  Sejak terjadinya peristiwa malam itu, Doni trauma keluar malam.
Alasan             : kata sejak seharusnya tidak diletakkan di awal kalimat, itu menjadikan kalimat menggantung dan kalimat menjadi tidak efektif.
Seharusnya      : Doni trauma keluar malam, sejak terjadinya peristiwa malam itu.
16.  Rumah Lala dan Tini saling berhadap-hadapan.
Alasan             : kata ulang pada kata berhadap-hadapan tidak efektif digunakan dalam sebuah kalimat. Itu menjadikan kalimat tidak efektif.
Seharusnya      : Rumah Lala dan Tini saling berhadapan.
17.  Di asrama akan mengadakan reoni lulusan angkatan 2013.
Alasan             : dalam kalimat ragam baku wajib memiliki dua unsur pokok yaitu subjek dan predikat.dalam kalimat ini subjek tidak ada karena adanya preposisi di awal kalimat. Membuat kalimat di atas tidak efektif.
Seharusnya      : lulusan angkatan 2013 akan mengadakan reoni di asrama.
18.  Buku ini sudah dibaca oleh saya.
Alasan             : penyusunan kalimat di atas tidak efektif, unsur subjek yang penempatannya seharusnya di awal ditaruh di belakang dan terasa pasif.
Seharusnya      : saya sudah membaca buku ini.
19.  Sehingga saya menolak dia, Takim terlalu sombong.
Alasan             : konjungsi baiknya tidak di awal kalimat, karena akan membuat kalimat menjadi menggantung. Dan itu mengakibatkan kalimat menjadi tidak efektif.
Seharusnya      : Saya menolak Takim, karena dia terlalu sombong.
20.  Masjid Al-Istiqomah akan mengadakan pengajian memperingati maulid nabi oleh ibu-ibu PKK.
Alasan             : dari kalimat di atas memunculkan makna yang mengadakan masjid, seolah-olah masjid menjadi subjek.
Seharusnya      : Ibu-ibu PKK mengadakan pengajian untuk memperingati maulid nabi di Masjid Al-Istiqomah.
21.  Jualan sembako.
Alasan             : imbuhan -an pada kalimat di atas membuat kalimat tidak efektif.
Seharusnya      : Jual sembako.
22.  Baju yang dilaundry lengkap dengan boneka kesayangannya.
Alasan             : Pada kalimat diatas kehilangan unsur predikat kalimat. Itu karena di depan predikat terdapat kata ‘yang’, sehingga kalimat menjadi klausa menggantung. Kata ‘yang’ merupakan anak kalimat yang tidak ada induk kalimatnya.
Seharusnya      : Baju dilaundry lengkap dengan boneka kesayangannya.
23.  Dengan membawa tas kecil ia datang.
Alasan             : konjungsi di awal kalimat menjadikan kalimat itu tidak memiliki unsur subjek yang jelas. Menjadikan kalimat menggantung dan tidak efektif.
Seharusnya      : Ia datang membawa tas kecil.
24.  Para polisi-polisi itu berdiri berjejer di depan gerbang utama.
Alasan             : kata para sudah menunjukkan makna banyak, jika masih ada kata polisi-polisi membuat kalimat di atas berlebihan dan tidak efektif.
Seharusnya      : Para polisi itu berdiri berjejer di depan gerbang utama.
25.  Bagi yang membawa HP mohon di-silent.
Alasan             : kata preposisi dan dilanjutkan dengan klausa menggantung pada kata bagi yang membuat kalimat di atas tidak efektif dan menggantung.
Seharusnya      : HP mohon di-silent.

Sumber : Doyin, M. Dan Wagiran. 2012. Bahasa Indonesia Pengantar Penulisan Karya Ilmiah. Semarang: Universitas Negeri Semarang Press, 2010.



Rabu, 23 Desember 2015

Makalah



BAHASA DALAM TRANSAKSI JUAL BELI HANDPONE DI GRUP THE BAKULAN KUDUS

Oleh :
Awaliatul Nur Rohmah 

PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Bahasa adalah sistem lambang bunyi yang artbirter yang dipergunakan dipergunakan oleh masyarakat untuk bekerja sama, berinteraksi dan mengidentifikasi diri (Kridalaksana, 1993:21). Dalam kesehariannya, manusia menggunakan bahasa sebagai alat komunikasi.
Bahasa yang dibahas di sini adalah bahasa yang dipakai dalam masyarakat. Bahasa dan sosial dibahas menjadi satu, yaitu sosiolinguistik. Dalam masyarakat, bahasa yang dipakai bervariasi, antara penutur satu dengan yang lain. Dan dari pemakaian dibidang satu dan bidang lainnya.
Variasi bahasa merupakan keragaman bahasa yang disebabkan oleh adanya kegiatan interaksi sosial yang dilakukan oleh masyarakat atau kelompok yang sangat beragam dan dikarenakan oleh penuturnya yang tidak homogen (Chaer : 2004. 62). Sehingga variasi atau ragam bahasa ini muncul bervariasi dari berbagai kalangan masyarakat.
Dari beragam bahasa, yang diteliti di sini adalah bahasa dalam bidang perdagangan, yang masuk dalam variasi bahasa register. Di mana variasi bahasa register merupakan pemakaian kosakata khusus yang berkaitan dengan jenis pekerjaan maupun kelompok sosial tertentu (Wardaugh, 1986: 48).
Grup facebook yaitu The Bakulan Kudus merupakan grup yang di dalamnya berisi postingan-postingan dari berbagai merek handpone yang dijual dan ditawarkan. Ini merupakan objek yang diambil peneliti sebagai objek penelitian bahasa dalam grup jual beli handpone Kudus secara online. Dari hasil penelitian ini nantinya akan diketahui variasi bahasa-bahasa yang digunakan dalam grup The Bakulan Kudus.
B.     Rumusan masalah
Adapun rumusan masalah yang diangkat sebagai berikut :
1.      Apa bahasa yang digunakan dalam transaksi jual beli handpone di Grup facebook The Bakulan Kudus ?
2.      Bagaimana penggunaan bahasa register dalam transaksi jual beli handpone di grup facebook The Bakulan Kudus ?

C.     Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini adalah :
1.      Mengetahui bahasa yang digunakan dalam transaksi jual beli handpone di grup The Bakulan Kudus.
2.      Mengetahui penggunaan bahasa register yang digunakan dalam transaksi jual beli handpone di grup The Bakulan Kudus.
KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI
1)      Kajian Pustaka
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan dan di sini dijadikan reverensi untuk penelitian bahasa register dalam transaksi jual beli handpone di grup The Bakulan Kudus. Adapun rujukan penelitian yang telah dilakukan :
1.         Penelitian yang dilakukan oleh Diana Anggreini dan kelompok dalam bentuk laporan penelitian “Ragam Bahasa Pasar Ditinjau Dari Segi Persepektif Sosiolinguistik”. Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa keragaman bahasa dapat dilihat dari factor usia yang dapat dilihat dari kosa kata pemakaian bahasa. Karena di sini bahasa antara penjual dengan pembeli, penjual dengan penjual dan juga pembeli dengan pembeli. Golongan muda akan lebih cepat menyerap kosakata baru, sementara golongan tua tidak serta merta mudah menyerap kosakata baru.
2.         Penelitian dalam bentuk makalah “ Interferensi dan Campur Kode di Lingkungan Kosan”. Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa Interfensi terjadi disebabkan karena faktor tempat orang tersebut tinggal. Sehingga terjadi Interferensi dan campur kode di lingkungan tersebut.

2)      Landasan Teori
a.       Pengertian Bahasa
Bahasa adalah sistem lambang bunyi yang artbirter yang dipergunakan dipergunakan oleh masyarakat untuk bekerja sama, berinteraksi dan mengidentifikasi diri (Kridalaksana, 1993:21).
Berbeda dengan Lyons (dalam Pateda dan Yenni, 1993:4) bahwa bahasa adalah most of them hare taken the views that languages are systems of simbols, designed, as it were, for the purpose of communications. Berdasarkan pendapat Lyons dapat dikatakan bahwa bahasa harus bersistem, berwujud simbol yang kita lihat dan kita dengar dalam lambang, serta bahasa digunakan oleh masyarakat dalam berkomunikasi.
b.      Pengertian Sosiolinguistik
Kata sosiolinguistik merupakan gabungan dari kata sosiologi dan linguistik. Sosiologi adalah kajian yang objektif dan ilmiah mengenai manusia dalam masyarakat dan mengenai lembaga-lembaga serta proses sosial yang ada di dalam masyarakat (Chaer dan Agustina, 1995:3). Linguistik adalah ilmu bahasa atau bidang yang mengambil bahasa sebagai objek kajiannya. Dengan demikian sosiolinguistik merupakan bidang ilmu antardisiplin yang mempelajari bahasa di dalam masyarakat.
Menurut Appel (dalam Suwito, 1982:2) mengatakan, sosiolinguistik memandang bahasa sebagai sistem sosial dan sistem komunikasi serta merupakan bagian dari masyarakat dan kebudayaan tertentu, sedangkan yang dimaksud dengan pemakaian bahasa adalah bentuk interaksi sosial yang terjadi dalam situasi kongret. Dengan demikian, dalam sosiolinguistik, bahasa tidak dilihat secara internal, tetapi dilihat sebagai sarana interaksi/komunikasi di dalam masyarakat.

c.       Pengertian variasi bahasa
Variasi bahasa merupakan bentuk-bentuk bagian atau varian dalam bahasa yang masing-masing memiliki pola yang menyerupai pola umum bahasa induknya. (Poedjosoedarmo dalam Suwito, 1982:20). Hatman dan Stork (dalam Chaer dan Agustina, 1995:81) membedakan variasi bahasa berdasarkan kriteria, (a) latar belakang geografi dan penutur, (b) medium yang digunakan, dan (c) pokok pembicaraan. Haliday membedakan variasi bahasa berdasarkan pemakaian yang disebutnya dengan dialek dan register. Rumusan yang hampir sama dinyatakan oleh Alwasilah (1985:66), meskipun para penutur memakai bentuk-bentuk yang berbeda, tetapi bentuk-bentuk itu merupakan satu bahasa yang sama, misalnya idiolek, dialek sosiolek dan register/style.
Chaer dan Agustina (1995:83) membedakan variasi-variasi bahasa, antara lain: (1) segi tutur, (2) segi pemakaian, (3) segi keformalan dan (4) segi sarana.
d.      Pengertian bahasa register
Alwasilah (1985:63) mengatakan register adalah satu ragam tertentu yang digunakan untuk maksud tertentu, sebagai kebalikan dari dialek sosial atau regional. Register berhubungan dengan masalah bahasa yang digunakan untuk kegiatan apa.
Variasi bahasa oleh Nababan disebut dengan variasi bahasa berkenaan dengan fungsinya/fungsiolek, ragam atau register. Di mana variasi bahasa dari segi penggunaan berhubungan dengan bidang pemakaian. Contohnya dalam kehidupan sehari-hari, ada variasi di bidang militer, sastra, jurnalistik, bidang perdagangan dan kegiatan keilmuan lainnya. Perbedaan variasi bahasa dari segi penggunaan terdapat pada kosa katanya. Setiap bidang akan memiliki sejumlah kosa kata khusus yang tidak ada dalam kosa kata bidang ilmu lainnya.
METODE PENELITIAN
A.    Jenis penelitian
Jenis penelitian dalam penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode deskriftif. Di mana pendekatan kualitatif merupakan suatu proses penelitian dari pemahaman yang berdasarkan pada metodologi yang menyelidiki suatu fenomena sosial dan masalah manusia. Sedangkan pendapat lain mengatakan metodologi kualitatif merupakan prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis maupun lisan dari orang-orang dan perilaku yang diamati Bodgan dan Taylor (Moleong, 2007:3). Selain itu dengan menggunakan pendekatan kualitatif ini digunakan juga untuk mengetahui makna tersembunyi dari kata-kata yang tidak dimengerti dan memperoleh kejelasan dan kebenaran data.

B.     Teknik pengumpulan data
Teknik pengumpulan data di sini dengan cara mengamati postingan dan komentar yang diposting dan diteliti dipostingan grup The Bakulan Kudus. Kemudian merekam pembicaraan penutur ketika penutur melakukan transaksi dengan lawan tuturnya secara langsung. Data yang diambil dari hasil postingan, komenan dan percakapan penutur dikalangan pedagang ini ditulis dan diamati bahasa yang digunakan dan kata-kata apa saja yang digunakan penutur dalam transaksi secara online maupun secara langsung.





PEMBAHASAN
A.    Deskripsi Data  (hasil postingan, komenan dan rekaman)
Rekaman
a.       Waktu                         : 15:22 WIB
b.      Tanggal           : 27 Juni 2015
c.       Tempat            : Depan SD 1 Dawe
d.      Topik               : Transaksi jual beli Handphone
a.         Postingan di Grup The Bakulan Kudus


b.    Peristiwa tutur
Hasil rekaman percakapan antara penjual dan pembeli handpone ketika melakukan transaksi secara langsung.
(B : pembeli) dan (J : penjual)
B : “Boss?”
J  : “Iyya Gan, sing ngejak cod.an neng postingan mau kuwe?
     (iyya gan, yang ngajak cod.an di depan SD Dawe tadi)
B : “Pie Bos, barange sidane di tt tah dj?”
     (gimana bos, barangnya jadinya di tt atau dj?)
J : “Aku iki posisine gek kepepet butoh og, B U Gan. Nek di tt nko aku ora nyekel amunisi... namek malah nambah ngetokke amunisi. Batenku kan dj wae gan, keporo aku nyekel amunisi. Urusan golek barang meneh kan gampang mburi.”
(aku ini posisinya lagi kepepet butuh og, BU gan. Kalau di tt nanti aku gak megang amunisi gan... tapi malah nambah ngeluarin amunisi. Rencanaku kan dj aja gan, sudah pasti aku megang amunisi. Urusan cari barang lagi kan gampang.)
B  : “Nego ah Bos, mosok yo nett semana? Nek oleh kaya sing tak tawar mau ah... paling tambah sitik ngunu.”
(nego ah bos, masak ya nett segitu gan? Gak boleh kayak yang tak tawar tadi gan... paling tambah sedikit)
J  : “Mahare up sitik ah Gan.”
      (maharnya up dikit ah gan )
B : “Lha apike piye Gan?
     ( lha enaknya gimana gan?)
J : “Dicek sek wae Gan barange. Nko nek wes ngerti barange leh wani regane.”
(dicek dulu aja gan barangnya. Nanti kalo udah ngerti barangnya juga berani harganya   gan..)
B : “Barange ndi Bos?”
      (barangnya mana bos?)
J : “Iki Gan... (memberikan Hp) spek e kaya sing wis tak posting nang grup Gan. Minuse lecet pemakean tok, karo ninggal hadset.”
(ini gan... (memberikan Hp) speknya kayak yang udah tak posting di grup gan. Minusnya lecet pemakean doang gan.. sama ninggal hadset)
B : (ngecek barang) “Wah iyya Bos isek mulus.. tak tt karo Nokia X, tak tambai 100.”
     (ngecek barang), wah iyya bos masih mulus.. tak tt sama Nokia X, tak tambahin 100)
J : “Ralah tt tt nan sek Gan... iki tak nett semono wae wis eman-eman aku... mulus kok barange. Gara-gara B U tenanan iki Gan... nko nek aku butoh yo mosting DC nang grup meneh.”
(gak usah tt tt an dulu gan... ini tak net segitu aja udah eman-eman gan.. mulus kok barangnya. Gara-gara BU beneran ini gan... nanti kalo aku butuh ya DC di grup lagi gan..)
B : “Nego pie Bos?”
     (nego gimana bos???)
J : “Nego pie tah...nego tuku bensin gan... wes lumayan iku.”
    (nego gimana to gan, nego buat beli bensin gan.. udah lumayan itu)
B : “Wes yo lah Bos... tak jupuk iki barangem.”
    (yaudah lah bos... tak ambil ini barangmu)
J : “Cash ya Gan... aku randue rekening ndak.”
    (cash aja ya gan... aku gak punya rekening og)
B : “Yawes nek jalok cash ayo reng mahku sek bos.. tak jupuk duek go mahari barangem lah.”
(yaudah kalo minta cash ayo ke rumahku dulu bos.. tak ambilin uang buat maharin barangmu)
J : “Ngendi Gan mahem? Nek adoh leh tak nteni kene ae.”
    (di mana gan rumahmu? Kalo jauh tak tunggu sini aja)
B : “Cedak kene kok Bos.. ayo ah”.
    (dekat sini kok Bos.. Ayo ah.”

B.     Analisis Data
1.       Bahasa yang digunakan dalam transaksi jual beli handpone di grup The Bakulan Kudus.
Data yang diperoleh merupakan hasil pengamatan dari postingan, komentar dan juga percakapan antara penjual dan pembeli. Dalam percakapan di atas P : berarti penjual, dan B sebagai pembeli. Bahasa yang dipakai lebih cenderung menggunakan bahasa Jawa ngoko, seperti bahasa sehari-hari yang digunakan. Namun, bahasa yang digunakan dipostingan menggunakan bahasa Indonesia. Menurut penutur memudahkan dalam memosting barang. Maka menggunakan bahasa Indonesia, tapi bahasa yang digunakan di komentar menggunakan bahasa Jawa ngoko. Selain itu dalam transaksi yang dilakukan antara keduanya terdapat banyak kata-kata yang tidak banyak orang mengerti selain orang yang ada di grup. Bahasa ini termasuk ke dalam variasi bahasa register.  Dan itu memang bahasa yang digunakan dalam grup facebook The Bakulan Kudus yang diteliti.
Dari penelitian ini, bahasa yang digunakan dalam transaksi tersebut menggunakan ragam bahasa  register. Di mana bahasa register merupakan pemakaian kosakata khusus yang berkaitan dengan jenis pekerjaan maupun kelompok sosial tertentu (Wardaugh, 1986: 48). Dalam penelitian ini termasuk dalam bidang perdagangan. Di mana bahasa yang dimunculkan merupakan bahasa-bahasa khusus dalam grup jual beli The Bakulan Kudus. Bahasa antara penjual atau pemosting, dan bahasa pengomen atau penawar.
2.      Bahasa Register dalam transaksi jual beli handphone di Grup facebook The Bakulan Kudus.
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan,  penelitian ini menghasilkan banyak bahasa register yang digunakan dalam transaksi jual beli handpone di grup The Bakulan Kudus, diantaranya :
No
Kosakata Register
Makna
1.       
Cod
Cash On Delivery (ketemuan langsung)
2.       
TT
Diijoli/Tukar tambah
3.       
DJ
Adol/Dijual (menjual barang)
4.       
BU
Butuh Uang
5.       
Amunisi
Uang
6.       
Mahar
Dibayar
7.       
Gan
Celukan/Sapaan/panggilan di grup
8.       
Net
Rego pas/Harga pas
9.       
Nego
Ngenyang/Menawar (barang masih bisa ditawar)
10.   
Up
Jaluk rego munggah/Meminta menaikkan harga
11.   
Minus
Kurang/ kejelekan barang
12.   
OOT
Omong-omong Tok (bagi yg menawar tpi hanya kebanyakan omong dan tidak membeli)
13.   
Sundul Gan
Istilah untuk meminta supaya postinganya dikomentari
14.   
Cash
Langsung dhuwit/Bayar langsung dalam bentuk uang
15.   
Tp
Jalok transper/Meminta untuk ditransfer
16.   
DC
Luru /Dicari (mencari)

Hasil penelitian di atas menunjukkan istilah bahasa yang digunakan dalam transaksi jual beli di grup The Bakulan Kudus. Di sini bahasa register yang khusus dibidang perdagangan online menggunakan istilah-istilah di atas, ketika transaksi di Grup The Bakulan Kudus, dan dengan mudahnya dipahami antarpenutur. Karena memang bahasa-bahasa tersebut yang dipakai dan digunakan dalam transaksinya.


PENUTUP
A.  Kesimpulan
Bahasa merupakan sarana penting dalam kehidupan masyarakat. Tanpa bahasa, mereka akan kesulitan dalam berkomunikasi. Dengan bahasa manusia bisa mengetahui apa yang diharapkan, sehingga orang lain mengerti. Tidak dipungkiri bahasa dalam masyarakat bervariasi dan berbeda-beda. Entah dari segi penutur, dari segi keformalan dan yang lainnya. Hasil penelitian di atas menunjukkan bahwa bahasa dalam transaksi jual beli handpone di grup The Bakulan Kudus merupakan bentuk dari variasi bahasa register. Karena itu merupakan bahasa khusus yang digunakan di bidang-bidang dan pekerjaan tertentu.
B.  Saran
Dengan hasil penelitian ini peneliti dengan sadar menemukan banyak kekurangan, dari penulisan, ejaan dan juga penyusunan. Maka dari itu penulis meminta kritik dan saran dari pembaca dan berterima kasih atas partisipasinya.

Daftar Pustaka
Aslinda dan Syafyahya Leni. 2007. Pengantar Sosiolinguistik. Bandung: PT. Refika Adima.
Chaer, Abdul dan Agustina. 1995. Sosiolinguistik: Perkenalan Awal. Jakarta: Rineka Cipta.
Suwito. 1982. Sosiolinguistik: Suatu Pengantar. Jakarta: PT Gramedia.